Belum lama ini saya dengan amat terpaksa menutup warnet saya dengan alasan sudah tidak sanggup lagi untuk membayar tagihan bulanan. Tagihan warnet dalam 3 bulan terakhir ini harus nombok sekitar 200 - 400 ribu.
Padahal sebelumnya, tagihan bulanan speedy warnet 1.7 juta + ppn 10% = sekitar 1.9 juta. Belum lagi untuk listrik sekitar 1 juta. Total tagihan sekitar 3 juta sebulan. Sedangkan dengan kondisi warnet saya saat ini yang hanya tinggal 7 komputer client + 1 server Alhamdulillah masih bisa dapet 100 - 150 ribu sehari. Tapi pendapatan segitu hanya bisa membayar tagihan bulanan saja tanpa mendapatkan untung banyak, bahkan pernah nombok. Terpaksa warnet tutup sementara sambil mencari isp yang mau memperhatikan warnet kecil.
Pada saat mengajukan pemutusan speedy warnet, dengan prosuder standard yang tidak terlalu sulit sebenarnya tapi lumayan mengagetkan. Ternyata saya harus membayar 3 hari pemakaian yang sebernarnya dari awal january kemaren sudah tidak pernah saya gunakan dihitung prorate dari tagihan bulan tersebut. Yang lebih mengagetka lagi, ternyata tagihan Speedy warnet untuk bulan January 2008 sudah kembali menjadi 2,5 juta. Jadi saya harus membayar (2,5 juta / 31 hari) x 3 hari (hingga hari saat pemutusan) = kurang lebih Rp 241.935 + ppn 10% + biaya materai.
Wuih...masih ada untungnya juga saya memutuskan speedy warnet saat itu, soalnya saya hanya harus membayar tagihan bulan january sekitar Rp 250.000-an. Kalo tidak harus bayar full 2,5 juta. Buseeet....! yang 1,9 juta aja masih harus nombok, apalagi yang 2,5 juta?
Padahal saya sudah berlangganan speedy sekitar 2 1/2 tahun-an. Karena semakin murahnya koneksi internet di rumahan, semakin hari semakin berkurang juga pengguna warnet.
Yah...apa boleh buat, sudah jalannya harus begitu. ^_^ (..berusaha sabar... hehe)
Yang penting tetap berusaha dan berjuang demi anak istri.... (hahaha.....)
Subscribe to:
Posts (Atom)